Sistem Distribusi Barang Menggunakan Metode Distribution Requirement Planning (DRP)

Sudah lama tidak ngeblog lagi, Alhamdulillah  sekarang saya sudah lulus kuliah dan sudah masuk dunia kerja, namun begitu disela-sela kesibukan saya, kali ini saya akan mencoba sharing tugas akhir saya kemarin, berikut ini jurnal skripsi saya, barangkali bisa menjadi rujukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang sedangan mencari judul dan bahan untuk skripsinya.

SISTEM DISTRIBUSI BARANG PADA
PERUSAHAAN GYPSUM GRIYA INDAH MENGGUNAKAN
METODE
DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING

Tarkiman

Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : tarkiman.zone@gmail.com


ABSTRAK
Perusahaan Gypsum Griya Indah merupakan distributor barang (bahan baku) untuk pembuatan profil gypsum yang berlokasi di kota Tegal profinsi Jawa Tengah. Dalam proses bisnisnya perusahaan ini memiliki masalah dalam menentukan jumlah barang yang akan dipesan ke supplier agar stok barang digudang tetap terjaga, untuk mengatasi ketidak pastian jumlah permintaan dari pelanggan terkadang perusahaan menyediakan stok lebih banyak, namun kadang hal ini menyebabkan barang menumpuk digudang terlalu lama sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan akan semakin besar dan juga biaya yang ditimbulkan pun akan semakin tinggi. Masalah lainnya adalah dikarenakan sering terjadi keterlambatan penerimaan barang mengakibatkan aktifitas distribusi menjadi terhambat.
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka digunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP), dimana didalamnya terdapat beberapa tahapan proses, yaitu menentukan Gross Requirement, menentukan Lead Time, menentukan Order Quantity, menentukan Safety Stock dan membuat penjadwalan kebutuhan distribusi. Model pengembangan perangkat lunak menggunakan metode waterfall, sedangkan untuk pemodelan datanya menggunakan metode terstruktur.
Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem distribusi yang telah  dibuat maka dihasilkan kesimpulan diantaranya dapat memudahkan pimpinan perusahaan dalam menentukan jumlah pemesanan barang secara tepat agar dapat memenuhi permintaan pelanggan, membantu menentukan jumlah persediaan barang yang harus tersedia digudang agar dapat mencegah penumpukan barang digudang, membantu dalam menjadwalkan proses pemesanan barang agar dapat memenuhi pesanan pelanggan dengan tepat waktu.

Kata kunci : Distribusi, Distribution Requirement Planning, DRP, Gross Requirement, Lead Time, Order Quantity, Safety Stock 


1.      PENDAHULUAN


         Distribusi merupakan salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu produk di pasaran karena berkaitan langsung dalam proses penentuan harga produk dan ketersediaan barang. Menurut Turner (1993), Distribusi merupakan semua aspek pengiriman produk dari produsen ke konsumen mulai dari masalah persediaan, pemilihan gudang sampai perencanaan transportasi. Perusahaan dapat melakukan penghematan dalam proses distribusi guna meningkatkan  keuntungan operasional, namun dalam mengontrol suatu proses distribusi seperti dengan cara menurunkan biaya-biaya yang timbul selama proses pengiriman barang bukanlah hal yang mudah. 

          Gypsum Griya Indah adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian barang. Gypsum Griya Indah merupakan distributor barang (bahan baku) untuk pembuatan profil gypsum yang berlokasi di kota Tegal profinsi Jawa Tengah. Perusahaan ini melakukan pendistribusian barang (bahan baku) seperti Gypsum Board, Casting, Cornis Adhesive, Glass Roving dan bahan baku gypsum lainnya ke banyak pelanggannya yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Gypsum Griya Indah mendapatkan pasokkan barang (bahan baku) langsung dari beberapa perusahaan supplier yang memproduksi bahan baku gypsum tersebut. Selain sebagai distributor perusahaan ini juga memproduksi sendiri profil gypsum untuk proyek-proyek perumahan. Sebagai perusahaan distributor, perusahaan ini memiliki gudang penyimpanan sendiri untuk menyimpan persediaan barang yang akan di distribusikan ke para konsumennya. Proses distribusi yang dilakukan perusahaan ini mulai dari memesan barang ke supplier, penerimaan barang dari supplier, penyimpanan stok digudang, pengiriman barang ke pelanggan sesuai permintaan.



            Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, dalam proses bisnisnya perusahaan ini memiliki masalah dalam menentukan jumlah barang yang akan dipesan ke supplier agar stok barang digudang tetap terjaga, karena sudah seringkali ketika ada pelanggan yang memesan barang tertentu namun stok barang di gudang sudah habis terjual atau jumlahnya tidak mencukupi sesuai permintaan pemesan dikarenakan tingginya permintaan barang dari pelanggan. Perusaahaan ini terkadang menyediakan stok lebih untuk mengatasi shortage saat ada permintaan dari pelanggan, namun menyimpan barang (bahan baku) gypsum dalam jumlah besar sehingga barang menumpuk digudang terlalu lama maka kemungkinan terjadinya kerusakan akan semakin besar dan juga biaya yang ditimbulkan pun akan semakin tinggi. Masalah lainnya adalah dikarenakan sering terjadi keterlambatan penerimaan barang mengakibatkan aktifitas distribusi menjadi terhambat.
             Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu dibangun sistem distribusi yang diharapkan dapat menjadi soluasi permasalahan yang sedang dihadapi, dengan demikian penulis berkeinginan untuk menganalisis dan membuat suatu Sistem Informasi yang berjudul “Sistem Distribusi Barang Pada Perusahaan Gypsum Griya Indah Menggunakan Metode Distribution Requirement Planning”.

1.1.         Landasan Teori

             Distribusi adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliaan aliran material dari produsen ke konsumen dengan suatu keuntungan. Pergerakkan/aliran material ini terdiri dari pasokan fisik yang merupakan pergerakkan dan penyimpanan bahan mentah dari pemasok ke pabrikan, dan distribusi fisik yang mempunyai pergerakkan barang jadi dari pabrik ke pelanggan.

1.1.1.    Distribution Requirement Planning (DRP)

             Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multieselon. Metode ini menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi struktur pengadaannya. Berapun banyaknya level yang ada dalam jaringan distribusi, semua merupakan variabel yang dependent level yang langsung memenuhi customer.
Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas penjadwalan dari pada aktivitas pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat memprediksi masalah sebelum masalah-masalah tersebut terjadi memberikan titik pandang terhadap jaringan distribusi.
             Berbeda dengan metode pengadaan persediaan barang yang menggunakan perhitungan statistik untuk menentukan kapan waktu pemesanan dan berapa jumlah barang yang akan dipesan, DRP menentukan pemesanan pasokan barang berdasarkan
tahapan waktu permintaan dan pasokan untuk setiap item pada masing-masing gudang dalam sebuah saluran distribusi.[4]
Memanfaatkan logika yang sama seperti Material Requirements Planning (MRP), DRP melakukan perhitungan kebutuhan kotor sampai kebutuhan bersih dari permintaan dan pasokan pada setiap periode.[4]
Ketika permintaan melebihi pasokan, system akan menampilkan urutan rencana pemesanan pasokan dan peringatan bahwa diperlukan tindakan pemesanan barang untuk menghindari kehabisan stok.[4]

Hubungan antara DRP dengan Internal Sistem Manufacturing Planning and Conrol (MPC) bisa dilihat pada gambar 1 :

Gambar 1.Hubungan DRP dengan Internal Sistem MPC [5]

1.1.2.    Metode Single Exponential Smoothing

             Metode exponential smoothing ialah suatu prosedur untuk secara terus menerus merevisi suatu ramalan dengan menggunakan pengalaman (data) paling baru. Metode ini didasarkan pada penghalusan (smoothing) data sebelumnya dari suatu seri dalam suatu pola penurunan eksponensial.
Data sebagai hasil observasi ditimbang(weighted) dengan timbangan yang lebih besar pada data yang paling mutakhir/terkini. Timbangan yang dipergunakan sebesar α (alpha) untuk data terkini kedua, α (1- α)2 , untuk data terkini ketiga, dan seterusnya.
Dalam bentuk yang sudah diperhalus, ramalan yang baru untuk waktu (t + 1), mungkin bisa dianggap sebagai suatu rata-rata yang ditimbang dari data yang baru pada waktu t juga. Timbangan sebesar α (alpha) yang diberikan pada nilai observasi yang baru dan ditimbangan sebesar (1- α) diberikan pada ramalan lama, dengan anggapan bahwa 0 < α < 1 jadi Nilai Ramalan Baru = α  x (observasi lama t = Y1) + (1- α) x (Ramalan lama = ).

Persamaan penghalusan eksponensial, sebagai berikut : [6]



Keterangan :
Ft+1    = Ramalan untuk periode t+1
Xt        = Nilai rill periode ke t
Ft         = Ramalan untuk peiode ke t
Α          = Bobot yang menunjukan konstanta penghalusan

1.1.3.    Forcast Error

             Kesalahan peramalan (forecast error) merupakan ukuran ketepatan dan menjadi dasar untuk membandingkan kinerja model. Deviasi absolut rata-rata (mean absolute deviation, MAD) adalah



Mean Absolute Deviation memberikan informasi tambahan yang berguna dalam memilih model peramalan dan parameter-parameternya.
Mean absolute deviation adalah jumlah dari semua kesalahan tanpa memandang tanda aljabar, dibagi dengan jumlah observasi.

1.1.4.    Economic Order Quantity (EOQ)

             Metode EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan[11].
Asumsi dasar untuk menggunakan metode EOQ adalah :
a.  Waktu menunggu kedatangan barang diketahui dan konstan
b.  Item yang dipesan independent dengan item yang lain.
c.   Pemesan diterima dengan segera dan pasti.
d.  Harga item yang konstan.
Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah :



Dimana :
D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu

S = Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan mesin) per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
terjadi.

1.1.5.  Safety Stock
            Persediaan pengaman sering juga disebut sebagai persediaan besi (iron stock) adalah suatu persediaan yang dicadangkan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan untuk menghindari terjadinya kekurangan barang. Persediaan pengaman ini merupakan sejumlah unit tertentu dimana unit ini akan tetap ditahankan walau bahan bakunya dapat berganti dengan yang baru. Untuk menentukan persediaan pengaman ini dipergunakan analisis statistik dengan melihat dan memperhitungkan penyimpangan – penyimpangan yang sudah terjadi antara perkiraan bahan baku dengan pemakaian sesungguhnya dapat diketahui besarnya standar dari penyimpangan tersebut. Manajemen perusahaan akan menentukan seberapa jauh penyimpangan – penyimpangan yang terjadi tersebut agar dapat ditolerir. Jika persediaan pengaman terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menaggung biaya penyimpanan terlalu mahal. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock secara tepat[10].

2.      ISI PENELITIAN

2.1.  Analisis Masalah

             Sesuai dengan hasil penelitian di Perusahaan Gypsum Griya Indah, didapat adanya beberapa permasalahan yaitu :
1.   Dikarenakan ketidakpastian jumlah permintaan dari pelanggan, mengakibatkan pemilik perusahaan kesulitan dalam menentukan  jumlah barang yang akan dipesan ke supplier  untuk persediaan barang  di periode mendatang agar stok barang digudang tetap terjaga dan mencegah terjadinya kehilangan penjualan. 
2.   Belum adanya penetapan jumlah persediaan barang digudang secara pasti sehingga mengakibatkan penumpukan barang digudang karena kelebihan stok barang sehingga berpotensi menimbukan kerugian bagi perusahaan dikarenakan naiknya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan barang,
3.       Tidak adanya penjadwalan pemesanan barang menyebabkan sering terjadinya keterlambatan penerimaan barang yang mengakibatkan aktifitas distribusi menjadi terhambat.


2.2.  Analisis Data

             Analisis data merupakan suatu  proses dalam menjelaskan data ke bentuk yang lebih mudah untuk dipahami. Analisis data pada sistem distribusi barang di Perusahaan Gypsum Griya Indah akan digunakan untuk mengetahui persediaan barang yang harus disediakan untuk mengantisipasi kekurangan persediaan dan menjaga stok barang digudang yang akan didistribusikan ke pelanggan.
Untuk sampel data barang yang akan di olah dalam penelitian ini ialah data tiga produk yang menurut pimpinan perusahaan tingkat penjualannya paling tinggi pada tahun 2013, yaitu :
1.       Gypsum Aplus ukuran 9mm x 1200 x 2400,
2.       Casting Aplus @20Kg dan 
3.       Cornice Adhesive @20Kg.
Data distribusi masing-masing produk pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.


Tabel 1. Distribusi Produk Gypsum Aplus 9mmx1200x2400 pada Tahun 2013


Minggu
GYPSUM APLUS 9MM X 1200X2400
(Lembar)
Pembelian
Penjualan
Stok
1
4700
1583
6250
2
2400
2529
7067
3
0
2396
4538
4
1800
1780
3942
5
2400
1916
4562
6
0
1163
2646
7
1500
1069
2983
8
500
1044
2414
9
400
1104
1770
10
0
666
666
11
2600
1081
2600
12
900
1513
2419
13
2700
1071
3606
14
900
1219
3435
15
900
1432
3116
16
1800
1623
3484
17
1200
1335
3061
18
2550
1903
4276
19
3100
3217
5473
20
800
2640
3056
21
3800
2219
4216
22
1600
1675
3597
23
750
1154
2672
24
3650
1945
5168
25
3000
3037
6223
26
2450
3006
5636
27
4150
2910
6780
28
2600
3163
6470
29
3300
2981
6607
30
3120
2903
6746
31
2200
3446
6043
32
0
1193
2597
33
1700
1170
3104
34
3400
2687
5334
35
4200
3073
6847
36
3900
2754
7674
37
4250
2427
9170
38
500
2232
7243
39
0
2403
5011
40
2050
2186
4658
41
2200
2055
4672
42
1700
1898
4317
43
2550
2772
4969
44
2500
2656
4697
45
2100
2334
4141
46
2850
2053
4657
47
1550
3076
4154
48
4200
3750
5278
49
0
1433
1528
50
3800
3055
3895
51
3200
1765
4040
52
2350
3373
4625
JUMLAH
110770
111068
1252

Dari tabel diatas jika dibuatkan kedalam sebuah grafik maka akan Nampak seperti gambar 

Gambar 2 Grafik Distribusi Gypsum Aplus 9mm x 1200 x 2400


2.2.1      Analisis Metode Distribution Requirement Planning

Tahapan-tahapan proses dalam metode Distribution Requirement Planning (DRP) terdiri dari:
1. Menghitung Gross Requirement dimana bisa dilakuan dengan menggunakan pendekatan metode peramalan (forcasting),
2.  Menentukan Lead Time atau waktu tunggu,
3.  Menghitung Order Quantity atau Lot Size bisa dilakukan dengan menggunakan metode persediaan seperti Economic Order Quantity (EOQ),
4.   Menghitung Safety Stock dan
5.   Membuat tabel DRP. 

2.2.2      Menghitung Gross Requirement

Gross Requirement adalah kebutuhan kotor atau jumlah barang yang akan dikeluarkan dari persediaan untuk memenuhi permintaan. Besarnya kemungkinan nilai permintaan di periode mendatang dapat diperoleh dari hasil peramalan (forcasting).

Peramalan  (forcatsing)
Dalam menentukan metode peramalan yang akan digunakan pada sistem yang akan dibangun, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap data penjualan untuk setiap produk yang dijadikan sample menggunakan beberapa metode peramalan yang berbeda untuk mendapatkan tingkat kesalahan yang terkecil. Metode yang digunakan adalah times series yang meliputi metode single moving average, single exponential smoothing.
Berdasarkan hasil peramalan tersebut dilakukan perhitungan error forcast untuk setiap metode menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD). Peramalan akan dikatakan baik jika nilai error yang dihasilkan lebih kecil dibandingakan dengan error yang dihasilkan dari metode lain.
Berikut ini hasil dari peramalan untuk ketiga jenis produk dengan metode yang di gunakan :

Tabel 2. Perbandingan Selisih Error Dari Tiap Metode Peramalan



Berdasarkan rumus metode Single Exponential Smoothing  pada persamaan 1, dan data penjualan Gypsum Aplus 9mmx1200x2400 pada Tabel 3.1 jika diimplementasikan kedalam rumus tersebut, maka keterangannya akan menjadi :







































Post a Comment

0 Comments